Assalamu'alaikum Warahmatullahiwabarakatuh
Alhamdulillah-alhamdulillahirobbil Alamin, marilah kita ucapkan puji dan syukur kita atas kehadiran Allah Subhanahu Wata'ala yang telah memberikan kita rahmat serta hidayahnya dan yang telah memberikan kita kesehatan Jasmani maupun Rohani sehingga kita masih dalam keadaan sehat wal afiat seperti yang kita rasakan pada saat ini. Shalawat beserta salam tak lupa henti-hentinya kita haturkan kepada junjungangan Nabi besar kita Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam yang telah membawa kita dari zaman kejahilan menuju zaman yang penuh dengan cahaya kebenaran tentang islam. Pada saat yang berbahagia ini marilah kita selalu bersyukur atas limpahan nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala kepada kita karena masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup baiklah langsung ke persoalan yang ingin penulis sampaikan yaitu tentang "Tujuan Kehidupan".
Saudara-saudariku yang di rahmati Allah Subhanahu Wata'ala, tahukah kalian bahwa setiap manusia pasti mempunyai lembaran-lembaran catatan kehidupan dan itu semua tergantung dari masing-masing individu. Kita semua pasti memiliki masalalu entah berupa kebaikan atau keburukan yang pasti setiap langkah dan perbuatan di jalan kehidupan ini telah menjadi cerita dan kisah nyata tentang diriku atau dirimu sehigga menjadikan itu semua sebagai sejarah di dalam perjalanan hidup.
Berbicara tentang kehidupan, entah bagaimana aku atau kamu dapat mengerti tentang suatu kehidupan karena kita semua memiliki kehidupan yang berbeda-beda. Sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan bagaimana setiap orang dan setiap kita dapat memahami makna yang terkandung dalam kehidupan? jawabnya: tergantung dari sikap pribadi masing masing kita, yaitu bagaimana cara kita dalam mengendalikan kehidupan. Karena sopir yang sukses, tidak akan pernah masuk ke dalam lubang yang sama sebanyak 2 kali dalam mengendarai kendaraannya. Artinya: Semua kejadian atau semua kisah tidak akan pernah lewat begitu saja tanpa memberikan efek bagi si pelaku sehingga menjadikanya pelajaran paling berharga di dalam hidup. Dengan kata lain, pengalamanlah yang menjadikan kita lebih baik dan lebih mengenal rambu-rambu kehidupan.
Jika kita benar-benar ingin menjadi manusia yang lebih baik, maka lihatlah kesalahan-kesalahan yang pernah engakau lakukan di masalalu. Dan ingatlah selalu, bahwa engkau tidak akan menemukan kebaikan dirimu yang sesungguhnya pada orang lain selain pada dirimu sendiri. ''Atinya apa''? yaitu, hendaklah kita mengintrospeksi diri untuk menghilangkan sifat-sifat sombong karena sifat sombong akan berbalik kepda diri kita sendiri.
Saya yakin, kita semua pasti memiliki tujuan yang berbeda dalam midst kehidupan kecuali orang-orang yang mengerti agama, karena mereka memiki tujuan yang sama yaitu bahagia di dunia dan di akhirat dan berharap masuk surga.
Tapi, seseorang yang mempelajari agama belum tentu semuanya baik karena bisa saja seseorang yang mempelajari hukum ini dan itu belum memahami agamanya secara utuh sehingga timbul berbagai kasus tercela di instansi-instansi pemerintahan seperti korupsi dan penyalahgunaan wewenang kepemimpinannya dan hanya untuk mementingkan urusan diri sendiri, tanpa melihat rambu-rambu yang telah di jelaskan oleh agama. Itu semu terjadi di sebabkan tidak adanya iman dan tidak adanya ajaran agama yang melekat di dalam kehidupanya dia mempunyai agama tapi memiliki moral yang jelek itulah yang dapat dikatakan seseorang yang tidak mengerti dan memahami agamanya dia berjalan di jalan yang salah dan hanya sekedar pengetahuan belaka dan itu semua hanya berwujud tanda pengenal sebagai identitas hidup belaka.
Berbeda dengan seseorang yang mempelajari agama tapi dia memahami kebenaran agamanya, dia sadar untuk apa dia mempelajari suatu agama kalo bukan untuk diaplikasikan di dalam kehidupannya dan dengan pemahamannya yang mendalam serta di niatkan dengan niat yang benar, maka sudah dapat di pastikan dia akan mudah untuk menyelesaikan segala problematika hidup. Karena pada dasarnya manusia tercipta untuk menjadi seorang hamba dan seorang hamba hendaknya menyadari bahwa dirinya bukanlah apa-apa tanpa karunia dari tuhan dan dia mempelajari agama untuk memberikan ajaran-ajaran kepada ruh yang ada di dalam dirinya maupun orang yang berada di sekelilingnya.
Kita semua percaya bahwa Ruh itu benar-benar ada akan tetapi kenapa kita sering tidak percaya tentang kebenaran agama yang mengajarkan bahwa Tuhanlah yang menciptakan itu semua, padahal Ruh diciptakan oleh Tuhan dan sama-sama tidak terlihat itulah yang dinamakan dengan suatu keyakinan. Seseorang yang tidak memiliki keyakinan berarti dia telah sombong, sombong yang paling sombong di dunia, karena dia tidak butuh dengan Tuhan padahal segala sesuatu yang terhampar di dunia yang luas dengan segala isinya ini adalah milik Tuhan bukan milik manusia. Manusia hanya di beri tempat oleh sang pencipta untuk mempergunakannya dengan baik dan manusia memiliki kontrak kehidupan yang berisikan perjanjian hidup dari awal di tiupkan-Nya ruh sewaktu masih di kandungan dan sampai ia menemui ajal yang telah di tentukan oleh Tuhan kepadanya. sebelum manusia terlahir ke dunia kita telah di beri kontrak itu, hanya saja kita dilupakan tantang perjanjian kita dengan sang pencipta dan kontrak itu akan di tunjukan setelah kita di bangkitkan di hari kiamat.
Apakah sebagian dari kita masih belum percaya tentang kabar yang di sampaikan Kitab Suci. Saudaraku engkau bisa hidup engkau bisa bernafas dan engkau bisa melakukan apa saja yang engkau mau di dunia ini adalah karena adanya Tuhan sadarkah kita bahwa suatu saat kita akan kembali menghadap kepada-Nya dan mempertangung jawabkan segala perbuatan yang pernah kita lakukan semasa hidup di dunia entah itu baik atau pun buruk dan yakinlah segala perbuatan kita pasti akan mendapatkan balasanya. Kita semua tahu bahwa kita hidup tidak akan lama kita semua pasti akan mati dan muncul pertanyaan? Kemanakah Ruh kita? Apakah Ruh akan ikut hancur dengan Jasad? tentu tidak. jika kita berfikir menggunakan akal secara logika Ruh dan Jasad sungguh berbeda tidak ada kesamaan antara keduanya Jasad adalah jasmani kita yang nyata dan dapat dilihat, diraba, dan disetuh. Sedangkan Ruh adalah sesuatu yang ghaib tidak dapat dilihat tetapi dia benar adanya dan hanya bisa dirasakan setiap Makhluk yang hidup. Itu berarti Ruh masih utuh dan masih hidup hanya saja kita tidak tahu alam sesudah kematian karena itu adalah rahasia Tuhan dan hanya dipercayai bagi orang-orang yang beriman dan apabila sebagian orang meragukan ini maka katakan saja: jika engkau menemui ajalmu pasti engkau akan tahu kebenarannya. Tapi sayangnya kita diberi nyawa hanya satu sehingga apabila mati kita tidak akan bisa kembali lagi ke dunia dan hanya bisa menyesali segala perbuatan yang pernah dilakukan semasa hidup.
Kembali kepada persoalan agama, dalam mempelajari suatu yang di ajarkan oleh agama semua tergantung dengan niat dan niat hanya bisa dilihat oleh diri kita dan Allah Subhanahu Wata'ala. Bukan hanya sekedar "Aku percaya kepada Allah Subhanahu Wata'ala", tapi mulailah untuk melakukan apa yang di perintahkannya kepada kita umat manusia melalui ajaran yang dibawakan oleh para Rasulnya dan Kitab-kitabnya dan itulah yang di sebut hakikat iman yang sebenarnya. Dan kita kembali lagi kepada tujuan kita selaku manusia yang menginginkan segala hal yang ada di dunia ini karena mengenal keinginan manusia maka tidak akan ada batasnya, karena itu sebagian sifat alamiah manusia yang tidak akan pernah merasa puas. Contohnya: Menginginkan kekayaan dengan harta yang melimpah, mengiginkan memili kedudukan yang tinggi di tengah-tengah masyarakat, menginginkan kekuasaan dan menginginkan kehidupan dengan istri yang cantik semua itu adalah ambisi manusia yang tidak akan pernah putus hingga datangnya ajal yang memisahkan kehidupan di dunia.
Memang benar, semua orang dan semua kita menginginkan hal serupa, akan tetapi semua cita-cita dan ambisi itu bukanlah batas akhir kenikmatan hidup karena semua yang ada di dunia ini adalah bersifat semantara mulai dari pangkat, jabatan, tahta, wanita tak akan bisa menemani jika kita di alam barzakh, maka dari itu kita harus sadar akan tujuan akhir kehidupan kita bukan melarang untuk mencari harta sebanyak-banyaknya tidak ada larangan untuk itu bahkan agama menyuruh kita untuk berusaha mencari kekayaan tapi yang sewajarnya saja tidak terlalu berlebih-lebihan dalam mengumpulkan harta sehingga lupa kepadaa sang Khalik yaitu yang memberikan rezeki dan juga jangan terlalu ambisi karena harta adalah titipan yang harus di pergunakan dengan baik.
Inti dari tulisan ini adalah: kesadaran akan tujuan akhir dalam hakikat makhluk (manusia) sebagai pemimpin di muka bumi ini dan memahami konsep penciptaan yaitu dari awal kehidupan manusia hingga akhir hehidupan manusia (mati). maka dari itu orang yang cerdas akan berjalan sesuai dengan kehidupan Manusia dan perintah yang Maha Kuasa maka akan timbul kesadaran siapa yang memberi nyawa? dan kemana perginya nyawa itu? yang pasti kita semua tahu kepada Allah subhanahu wata'ala kita semua akan kembali.
Mungkin sekian buah dari pikiran dari Saya, yang Saya curahkan kedalam bentuk tulisan ini mudah mudahan bermanfaat bagi yang membacanya dan bisa di ambil sedikit pelajaran yang ada di dalamnya apabila ada kata-kata yang salah Saya mohon maaf dan Saya berharap kepada teman-teman semua untuk memberikan apresiasi tentang tulisan ini, karena Saya masih harus banyak belajar dalam tulis-menulis dan juga Saya memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wata'ala atas kesalahan-kesalahan yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja saya akhiri,
Wassalammu'alaikum Warahmatullahhiwabarakatuh.
Salam penulis, By: Reno Isman
Di poskan pada tanggal, 7 November 2015
'barang siapa yang ingin mengambil atau mencopy Article ini tolog sertakan alamat blog yang asli" sekian terimakasih.